loading...
Adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Terletak di Kecamatan Batujajar, Bandung – Jawa Barat. Landasan Pacu ini memiliki panjang 1.652 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 meter di atas permukaan tanah.Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawananPRATU SUPARLAN yang gugur dalam tugas, diresmikan oleh Danjen Kopasus pada 1995 Mayjen Prabowo Subianto. Suparlan adalah prajurit Kopassus dulu bernama Kopasandha yang gugur tahun 1980.
Peristiwa itu terjadi 9 Januari 1983 saat satu unit pasukan Nanggala berpatroli di KV34-34/Komplek Liasidi, Timor Timur. Komplek Liasidi dianggap rawan karena merupakan konsentrasi pasukan Fretilin yang bersenjata lengkap. Mulai dari senapan serbu, mortir sampai pelontar granat. Benar saja, unit kecil pasukan elite ini kemudian dihadang 300 personel Fretelin di ketinggian. Pertempuran tak seimbang terjadi di pinggir jurang.
Satu per satu prajurit Kopasandha tewas diterjang peluru Fretilin. Komandan Tim Letnan Poniman Dasuki memerintahkan mundur lewat celah bukit. Walau sulit, itu satu-satunya pilihan yang ada. Di saat genting tersebut, Prajurit Satu Suparlan meminta izin komandannya untuk menghadang musuh seorang diri. Dia mengorbankan diri agar teman-temannya bisa lolos.
Suparlan membuang senapan miliknya dan mengambil senapan mesin rekannya yang sudah gugur. Dia berlari maju dan menembaki Fretilin tanpa memperdulikan peluru musuh yang mengoyak tubuhnya. Suparlan sudah bersimbah darah. Peluru senapan mesinnya sudah habis. Tapi dia tak mau menyerah. Dia mencabut pisau komando dari pinggangnya dan memburu musuh. Enam orang berhasil ditewaskan dalam pertarungan maut
Tak terhitung peluru Fretilin yang menembus tubuhnya. Hingga Suparlan jatuh terduduk nyaris kehabisan darah.
Pasukan Fretilin mendekati Suparlan yang tak mampu bergerak lagi. Mereka bersiap memberikan eksekusi terakhir. Sebuah tembakan maut di kepala prajurit baret merah tersebut. Setelah puluhan musuh makin mendekat, dengan sisa-sisa tenaga yang masih dimiliki, Suparlan mencabut pin dua buah granat di kantong celananya. Dia melompat ke arah kerumunan Fretilin dengan granat sambil berteriak keras. “Allahuakbar!!!”
Sementara itu lima orang pasukan Suparlan yang tersisa telah berada di atas bukit. Mereka menghujani pasukan Fretilin dengan peluru yang tersisa. Untungnya tak lama kemudian, bantuan datang. Tembak menembak terjadi hingga malam hari. Korban berjatuhan dari dua pihak.
Tujuh prajurit Kopashanda tewas, sementara di kubu Fretilin 83 personel tewas. Jenazah Suparlan ditemukan dalam kondisi tak utuh.“Keberanian dan bakti Suparlan membuat negara menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa pada Prajurit Satu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopral Dua Anumerta,” demikian ditulis dalam Majalah Baret Merah edisi Ulang Tahun tahun 2014.Pemerintah juga menganugerahkan Bintang Sakti pada Kopda Suparlan melalui Keppres No 20/TK/TH.1987.Korps Baret Merah mengabadikan namanya menjadi Lapangan Udara Perintis di Batujajar, Jawa Barat.
Rupanya tak cuma pemerintah Indonesia yang menghargai keberanian Suparlan. Komandan Fretilin juga mengirimkan surat pada pasukan Kopasandha. Walau musuh, mereka memuji keberanian dan perlawanan hebat yang diberikan Prajurit Suparlan. Dalam perang, jarang penghormatan seperti ini terjadi. Kecuali untuk para prajurit yang menunjukkan keberanian luar biasa.
sumber:merdeka.com
loading...
0 Response to "MENGHARUKAN..!! Inilah RAMBO INDONESIA, Kehabisan Peluru PANTANG MENYERAH Dia Cabut Pisau KOMANDO Dari Pinggangnya dan Memburu Musuh Bertempur Hingga Titik Darah Penghabisan"
Posting Komentar